Selasa, 30 September 2025

Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Sekolah Islam Madani Purbalingga


Purbalingga, 1 Oktober 2025 - Suasana pagi yang cerah menyambut keluarga besar Sekolah Islam Madani dalam pelaksanaan upacara bendera memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Upacara berlangsung di halaman sekolah dengan penuh khidmat, diikuti oleh seluruh siswa, dewan guru, serta tenaga kependidikan.

Sejak pukul 07.00 WIB, para siswa sudah berbaris rapi sesuai kelas masing-masing dengan mengenakan seragam putih merah. Wajah-wajah penuh semangat terlihat jelas, menandakan bahwa mereka menyadari pentingnya momen bersejarah ini.

Suasana Khidmat dan Penuh Makna

Bendera Merah Putih berkibar gagah diiringi lantunan lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan dengan penuh semangat oleh seluruh peserta. Suasana hening tercipta saat semua yang hadir mengheningkan cipta untuk mengenang jasa para pahlawan bangsa yang telah gugur dalam mempertahankan ideologi negara.

Tidak hanya sekadar seremonial, upacara ini menjadi momentum penting untuk menanamkan kembali nilai-nilai luhur Pancasila kepada para generasi muda. Para guru pun ikut berbaris mendampingi siswa-siswinya, memberikan teladan sikap disiplin, hormat, dan penuh kebersamaan.

Amanat Pembina Upacara

Pada kesempatan ini, yang bertindak sebagai pembina upacara adalah Al Ustadzah Siti Mutmainah. Dalam amanatnya, beliau menyampaikan pesan mendalam mengenai makna Hari Kesaktian Pancasila.

Hari ini, tanggal 1 Oktober, kita memperingati sebuah momen penting dalam sejarah bangsa Indonesia Hari Kesaktian Pancasila. Sebuah hari yang mengingatkan kita semua bahwa Pancasila, sebagai dasar negara, telah terbukti sakti, kuat, dan mampu menjaga keutuhan serta persatuan bangsa Indonesia dari berbagai ancaman, baik dari dalam maupun luar.

Anak-anakku yang sholeh dan sholehah,

Tema peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun ini adalah: “Pancasila Perekat Bangsa Menuju Indonesia Raya.” Tema ini mengandung makna yang sangat dalam. Di tengah keberagaman suku, agama, budaya, dan bahasa yang kita miliki, Pancasila hadir sebagai pemersatu. Nilai-nilainya mengajarkan kita untuk saling menghormati, bekerja sama, bergotong royong, dan menjunjung tinggi keadilan serta kemanusiaan.

Di sekolah kita, SD Islam Madani, kita bisa menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman dalam belajar, berteman, dan bersikap.

  1. Kita belajar untuk taat kepada Tuhan, lebih disiplin dalam menjalankan ibadah di sekolah (sila pertama),
  2. Bersikap adil kepada teman (sila kedua),
  3. Bersatu dan tidak membeda-bedakan, meningkatkan solidaritas kawan (sila ketiga),
  4. Menghargai pendapat dalam musyawarah kelas, dan menaati kesepakatan kelas (sila keempat),
  5. Dan rajin membantu serta berbagi dengan sesama seperti pada kegiatan jumat berkah (sila kelima).

Anak-anakku,

Sebagai generasi penerus bangsa, kalian adalah harapan masa depan Indonesia. Mari kita jaga semangat persatuan, semangat belajar, dan semangat berbuat baik. Jangan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif. Jadilah pelajar yang tidak hanya cerdas, tapi juga berakhlak mulia, sebagaimana yang diajarkan oleh Islam dan ditanamkan dalam nilai-nilai Pancasila.

Akhir kata, mari kita terus kobarkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Jadikan Pancasila sebagai pedoman hidup, agar kita bisa bersama-sama membangun Indonesia yang lebih baik, lebih kuat, dan lebih sejahtera.

Penutup

Upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Sekolah Islam Madani tahun ini berjalan lancar, tertib, dan penuh makna. Melalui kegiatan ini, keluarga besar sekolah bertekad untuk terus menumbuhkan semangat Pancasila di tengah generasi muda.

Harapannya, seluruh siswa dapat menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup yang membimbing mereka untuk menjadi pribadi berkarakter, disiplin, dan cinta tanah air. Dengan demikian, mereka kelak mampu menjadi generasi penerus bangsa yang siap membangun Indonesia yang adil, beradab, dan bermartabat.

Semoga semangat Pancasila terus terjaga dalam diri anak-anak kita, sehingga kelak mereka tumbuh menjadi generasi penerus yang berjiwa kuat, berkarakter, dan cinta tanah air,” pungkas Al Ustadzah Siti Mutmainah menutup amanatnya.




Peristiwa G30S/PKI (Gerakan 30 September 1965)


Pendahuluan

Peristiwa Gerakan 30 September 1965 atau yang lebih dikenal dengan G30S/PKI merupakan salah satu tragedi terbesar dalam sejarah Indonesia. Peristiwa ini tidak hanya menimbulkan guncangan politik, tetapi juga meninggalkan luka mendalam bagi bangsa Indonesia.

PKI atau Partai Komunis Indonesia adalah partai komunis terbesar di luar Uni Soviet dan Tiongkok pada masa itu. Sejak awal 1960-an, PKI terus memperluas pengaruhnya di berbagai bidang, baik dalam pemerintahan, organisasi massa, maupun dunia pendidikan. Situasi politik Indonesia kala itu penuh ketegangan, dengan rivalitas kuat antara kelompok nasionalis, agama, dan komunis.

Di tengah kondisi ekonomi yang memburuk, PKI semakin aktif melakukan propaganda, mengangkat isu ketidakadilan, dan berusaha memposisikan diri sebagai pelindung kaum buruh dan petani. Namun, di balik itu semua, tersimpan ambisi untuk merebut kekuasaan dan menjadikan Indonesia sebagai negara komunis.

Latar Belakang

Menjelang tahun 1965, ketegangan politik semakin memuncak. Presiden Soekarno menerapkan sistem politik Nasakom (Nasionalis, Agama, Komunis) untuk merangkul berbagai kekuatan, termasuk PKI. Akan tetapi, dalam praktiknya, PKI semakin agresif dan banyak menimbulkan kecurigaan dari kalangan militer serta mayarakat luas.

PKI juga membentuk organisasi-organisasi massa seperti Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia), Pemuda Rakyat, dan BTI (Barisan Tani Indonesia) yang anggotanya tersebar di seluruh Indonesia. Keberadaan organisasi ini membuat PKI semakin kuat, baik secara politik maupun sosial.

Puncaknya terjadi pada malam 30 September hingga dini hari 1 Oktober 1965. Kelompok yang menamakan diri sebagai Gerakan 30 September (G30S) melakukan aksi penculikan terhadap sejumlah jenderal Angkatan Darat dengan alasan ingin menggagalkan rencana kudeta yang disebut sebagai “Dewan Jenderal”. Namun, kenyataannya aksi tersebut merupakan upaya perebutan kekuasaan yang melibatkan PKI.

Jalannya Peristiwa

Pada malam 30 September 1965, pasukan yang tergabung dalam G30S bergerak menuju kediaman para jenderal. Mereka menculik dan kemudian membunuh enam perwira tinggi Angkatan Darat, yaitu:

1. Letnan Jenderal Ahmad Yani

2. Mayor Jenderal R. Suprapto

3. Mayor Jenderal M.T. Haryono

4. Mayor Jenderal Siswondo Parman

5. Brigadir Jenderal Donald Izacus Panjaitan

6. Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo

Selain itu, seorang perwira muda, Lettu Pierre Andreas Tendean, yang merupakan ajudan Jenderal A.H. Nasution, turut menjadi korban. Jenderal Nasution sendiri berhasil lolos meski mengalami luka, sementara putrinya, Ade Irma Suryani, tertembak hingga meninggal dunia.

Para jenderal yang menjadi korban dibawa ke suatu lokasi di kawasan Lubang Buaya, Jakarta. Di sana, mereka dibunuh secara kejam dan jenazahnya dimasukkan ke dalam sebuah sumur tua.

Penumpasan Gerakan

Keesokan harinya, 1 Oktober 1965, kelompok G30S berhasil menguasai beberapa titik penting di Jakarta, termasuk RRI (Radio Republik Indonesia) dan kantor telekomunikasi. Mereka menyiarkan pengumuman bahwa telah dibentuk “Dewan Revolusi” yang diketuai Letkol Untung, salah satu tokoh penting dalam gerakan tersebut.

Namun, upaya ini tidak bertahan lama. Mayor Jenderal Soeharto, yang saat itu menjabat sebagai Panglima Kostrad, segera mengambil alih komando. Dengan cepat ia mengendalikan situasi, merebut kembali RRI, dan mengumumkan bahwa TNI Angkatan Darat masih tetap setia kepada Presiden Soekarno dan negara.

Pasukan yang terlibat G30S dapat dipukul mundur. Sementara itu, pada 4 Oktober 1965, jenazah para pahlawan revolusi berhasil ditemukan di Lubang Buaya dan dimakamkan secara layak di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Dampak dan Akibat

Peristiwa G30S/PKI membawa dampak besar terhadap kehidupan politik, sosial, dan keamanan di Indonesia. PKI dituduh sebagai dalang utama gerakan tersebut. Masyarakat pun bangkit melakukan perlawanan terhadap segala bentuk aktivitas PKI.

Pemerintah kemudian menyatakan PKI sebagai organisasi terlarang dan membubarkannya secara resmi. Anggota dan simpatisan PKI banyak yang ditangkap, dipenjara, bahkan sebagian besar mengalami kekerasan dari masyarakat yang marah.

Dalam bidang politik, peristiwa ini juga menjadi titik balik yang sangat penting. Presiden Soekarno yang sebelumnya memberi ruang besar bagi PKI, kehilangan sebagian besar dukungannya. Sementara itu, peran militer, khususnya Angkatan Darat di bawah pimpinan Soeharto, semakin kuat.

Peristiwa ini kemudian menjadi awal dari lahirnya Orde Baru, yaitu masa pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto yang berlangsung selama lebih dari tiga dekade.

Penutup

Tragedi G30S/PKI merupakan peristiwa kelam yang tidak boleh dilupakan. Para jenderal yang gugur kemudian dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi atas jasa dan pengorbanan mereka.

Bagi bangsa Indonesia, peristiwa ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga persatuan, kewaspadaan terhadap ideologi yang bertentangan dengan Pancasila, serta menumbuhkan kesadaran bahwa perebutan kekuasaan dengan cara kekerasan hanya akan membawa penderitaan.

Dengan mengenang peristiwa ini, diharapkan generasi muda Indonesia tidak hanya memahami sejarah, tetapi juga mampu meneladani semangat perjuangan para pahlawan revolusi dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara.


sumur tua Lubang Buaya di  Jakarta Timur, tepatnya di daerah Cipayung

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:%22Sumur_Maut%22_at_Lubang_Buaya.jpg







Laporan Kegiatan Lomba dalam Rangka Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

SD Islam Madani Purbalingga


1. Pendahuluan

Alhamdulillāhi rabbil ‘ālamīn, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga keluarga besar SD Islam Madani Purbalingga dapat menyelenggarakan kegiatan lomba dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW pada hari Kamis, 4 September 2025 mulai pukul 07.00 - 11.00.

Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan para siswa terhadap Nabi Muhammad SAW dengan cara meneladani akhlak beliau yang mulia. Selain itu, lomba ini juga menjadi sarana bagi siswa untuk menyalurkan bakat, menumbuhkan semangat berkompetisi secara sehat, serta mempererat ukhuwah islamiyah di antara seluruh warga sekolah.

Tema yang diangkat pada peringatan Maulid Nabi tahun ini adalah:

Meneladani Akhlak Rasulullah, Menumbuhkan Generasi Berkarakter Islami.

2. Jalannya Kegiatan

Kegiatan dimulai tepat pukul 07.00 WIB diawali dengan Shalat Dhuha, Murojaah, Kajian yang diisi oleh Al Ustadz Abdurohis Bagus Prakarsa, S.Ag. Seluruh siswa, guru, dan karyawan berkumpul dengan khidmat. 

Para siswa terlihat antusias mengikuti lomba sesuai kategori kelas masing-masing. Berikut adalah rincian lomba:

1. Lomba Mewarnai (Khusus Kelas 1)

   Dilaksanakan di ruang kelas 1 dengan juri Al Ustadzah Dewi Septianingsih, S.Pd.Gr. Anak-anak kelas 1 menunjukkan kreativitas dan keceriaan mereka dalam mewarnai gambar bertema islami.

2. Lomba Menyanyi Religi (Kelas 2–6)

   Bertempat di ruang kelas 6 dengan juri Al Ustadz Andika Dwi Hertiansyah, S.Pd. Peserta membawakan lagu religi yang sudah ditentukan oleh Juri dengan suara merdu dan penuh penghayatan. Suasana menjadi haru sekaligus membangkitkan semangat cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.

3.Lomba Tahfidz (Kelas 2–6)

   Dinilai oleh Al Ustadzah Firda Muthoharoh, lomba ini diikuti siswa-siswi dengan semangat menghafal Al-Qur’an. Banyak peserta mampu membacakan ayat-ayat suci dengan tajwid dan makhraj yang baik, sehingga menambah kekhusyukan acara.

4. Lomba Pildacil

   Diselenggarakan di ruang kelas 2 dengan juri Al Ustadz Abdurohis Bagus Prakarsa, S.Ag. Anak-anak tampil penuh percaya diri menyampaikan ceramah singkat. Meskipun masih kecil, mereka sudah mampu menyampaikan pesan dakwah dengan bahasa yang indah dan menyentuh hati.

5. Lomba Adzan Subuh

   Berlangsung di masjid sekolah dengan juri Al Ustadz Didit Juni Hardiyanto, S.Sos., S.Pd. Para peserta berlomba melantunkan adzan dengan suara merdu, penuh kekhusyukan, dan memperhatikan kaidah bacaan yang benar.


3. Daftar Pemenang

Setelah seluruh perlombaan selesai, dewan juri menetapkan para juara sebagai berikut:

A. Lomba Mewarnai (Kelas 1)

    Juara 1: Qiana Alisha Putri

    Juara 2: Nafizza Hasna Kamila

    Juara 3: Bulan Ferita Sari

B. Lomba Menyanyi Religi (Kelas 2–6)

    Juara 1: Shakeena Clara Audia Mushodiq

    Juara 2: Akifa Nathania Widiaji

    Juara 3: Shaqila Mesya Afsheen

C. Lomba Tahfidz (Kelas 2–6)

    Juara 1: Febrian Azka Al Ghifari

    Juara 2: Aysha Zea Ainuha Putri

    Juara 3: Adiba Zahira Chairunisa

D. Lomba Pildacil

    Juara 1: Muhammad Yafa Yazid

    Juara 2: Aisyah Syafiqah Yakup

    Juara 3: Devandra Asyraf Fauzi

E. Lomba Adzan Subuh

    Juara 1: Alby Naufal Mahardika

    Juara 2: Muhammad Fadhil Aprilio

    Juara 3: Erlangga Nafit Rasendria

4. Suasana dan Kesan

Kegiatan lomba berlangsung dengan penuh keceriaan, persaudaraan, dan semangat berkompetisi yang sehat. Para guru merasa bangga melihat keberanian serta bakat yang ditunjukkan siswa-siswi.

Beberapa peserta menyampaikan kesan mereka. Salah seorang pemenang lomba Pildacil mengaku awalnya merasa gugup, namun dukungan dari guru dan teman-teman membuatnya berani tampil. Dari sisi juri, banyak yang mengapresiasi kemampuan anak-anak yang sudah mampu mengekspresikan bakat sejak dini.

Tidak hanya peserta yang meraih juara, seluruh siswa yang ikut serta sesungguhnya telah menjadi pemenang karena telah berani berpartisipasi, menunjukkan usaha, dan berlatih dengan sungguh-sungguh.

5. Penutup

Dengan terlaksananya kegiatan lomba dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini, diharapkan seluruh siswa semakin mencintai Rasulullah SAW, meneladani akhlaknya, serta memiliki semangat untuk berprestasi dalam bidang akademik maupun non-akademik.

Semoga para pemenang tidak cepat merasa puas dengan capaian yang diraih, melainkan semakin termotivasi untuk terus meningkatkan kemampuan. Bagi yang belum memperoleh juara, semoga tetap bersemangat dan menjadikan pengalaman ini sebagai langkah awal menuju kesuksesan di masa depan.

Mari kita jadikan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai momentum untuk memperkuat iman, memperdalam ilmu, serta menumbuhkan generasi muda yang berkarakter islami dan berakhlak mulia.

Aamiin Yā Rabbal ‘Ālamīn.



Minggu, 28 September 2025

المحادثة بين يفا و عفيقة

 يَفَا        : السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

عَفِيْقَةٌ     : وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

يَفَا        : أَهْلاً وَسَهْلاً

عَفِيْقَةٌ     : أَهْلاً بِكَ

يَفَا        : مَا اسْمُكِ؟

عَفِيْقَةٌ     : اِسمِيْ عَفِيْقَةٌ، وَمَا اسْمُكَ؟

يَفَا        : اِسمِيْ يَفَا

عَفِيْقَةٌ     : كَيْفَ حَالُكَ؟

يَفَا        : أَنَا بِخَيْرٍ وَاْلحَمْدُ للهِ، وَمَا أَنْتِ؟

عَفِيْقَةٌ     : أَنَا بِخَيْرٍ وَاْلحَمْدُ للهِ

يَفَا        : مِنْ أَيْنَ أَنْتِ؟

عَفِيْقَةٌ     : أَنَا مِنْ مَكَّة، وَمَا أَنْتَ؟

يَفَا        : أَنَا مِنْ مَدِيْنَة، مَا مِهْنَةُ أَبِيْكِ؟

عَفِيْقَةٌ     : مِهْنَةُ أَبِيْ مُدَرِّسٌ، وَمَا مِهْنَةُ أَبِيْكَ؟

يَفَا        : مِهْنَةُ أَبِيْ شُرْطِيٌّ، وَمَا مِهْنَةُ أُمِّيْكِ؟

عَفِيْقَةٌ     : مِهْنَةُ أُمِّيْ مُدَرِّسَةٌ، وَمَا مِهْنَةُ أُمِّيْكَ؟

يَفَا        : مِهْنَةُ أُمِّيْ شُرْطِيَّةٌ، مَعَ السَّلاَمَةِ

عَفِيْقَةٌ     : إِلَى اللِّقَاءِ

يَفَا        : السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

عَفِيْقَةٌ     : وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

 

Second Conversation

Kiya                 : Assalamu'alaikum wr.wb

Shakeena          : Wa'alaikumussalam wr.wb

Kiya                  : Hello, What is your name?

Shakeena          : Hi, My name is Shakeena. What is your name?

Kiya                  : My name is Kiya

Shakeena           : How are you today?

Kiya                   : I am fine, thank you. And you?

Shakeena           : I am fine too

Kiya                   : What is your hobby?

Shakeena           : My hobby is Playing Game, and you?

Kiya                   : My hobby is Drawing, Where are you from?

Shakeena            : I am from Karangjambe. And you?

Kiya                    : I am from Krangean. What is your father’s job?

Shakeena            : My father’s job is a teacher. What is your father’s job?

Kiya                    : My father’s job is a policeman. What is your mother’s job?

Shakeena            : My mother’s job is a teacher. What is your mother’s job?

Kiya                    : My mother’s job is a Doctor.

Shakeena            : Nice to meet you

Kiya                    : Nice to meet you too

Shakeena            : Assalamu'alaikum wr.wb   

Kiya                    : Wassalamu’alaikum wr.wb  

 


The First Conversation

Ahmad                 : Assalamu'alaikum wr.wb

Muhammad          : Wa'alaikumussalam wr.wb

Ahmad                  : Hello, What is your name?

Muhammad          : Hi, My name is Muhammad. What is your name?

Ahmad                  : My name is Ahmad

Muhammad           : How are you today?

Ahmad                   : I am fine, thank you. And you?

Muhammad           : I am fine too

Ahmad                   : What is your hobby?

Muhammad           : My hobby is Reading books, and you?

Ahmad                   : My hobby is Playing Football, Where are you from?

Muhammad            : I am from Makkah. And you?

Ahmad                    : I am from Madinah. What is your father’s job?

Muhammad            : My father’s job is a teacher. What is your father’s job?

Ahmad                    : My father’s job is a policeman. What is your mother’s job?

Muhammad            : My mother’s job is a teacher. What is your mother’s job?

Ahmad                    : My mother’s job is a Doctor.

Muhammad            : Nice to meet you

Ahmad                    : Nice to meet you too

Muhammad            : Assalamu'alaikum wr.wb   

Ahmad                    : Wassalamu’alaikum wr.wb  

 


Sabtu, 27 September 2025

Lomba Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2025 Tingkat Kecamatan Padamara

 Lomba Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2025 Tingkat Kecamatan Padamara

Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2025 tingkat Kecamatan Padamara berlangsung meriah pada Rabu, 13 September 2025, di SD Negeri 1 Padamara. Kegiatan yang dimulai pukul 07.30 WIB ini diikuti dengan penuh antusias oleh 21 sekolah, terdiri dari 20 sekolah negeri dan 1 sekolah swasta.

Acara ini menjadi wadah bagi generasi muda untuk menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa ibu, khususnya bahasa Jawa, sekaligus ajang untuk melestarikan budaya daerah. Suasana semarak terasa sejak pagi hari, ketika para peserta dan guru pendamping hadir dengan semangat untuk menampilkan kemampuan terbaik mereka.

Partisipasi SD Islam Madani

Sebagai sekolah yang selalu mendukung pengembangan potensi siswa di berbagai bidang, Sekolah Islam Madani turut berpartisipasi dengan mengirimkan enam siswa terbaiknya. Mereka mewakili sekolah dalam cabang lomba yang berbeda, dengan rincian sebagai berikut:

1. Lomba Menulis dan Membaca Aksara Jawa - Muhammad Al Radya Alka Kamboro

2. Lomba Nembang Macapat - Halwa Zafira

3. Lomba Komedi Tunggal (Stand Up Comedy Jawa) - Febrian Azka Al Ghifari

4. Lomba Cerkak (Cerita Pendek Jawa) - Aisyah Syafiqah Yakup

5. Lomba Dongeng Bahasa Jawa - Shaqila Mesyha Afsheen

6. Lomba Membaca Geguritan - Amira Zakiya Hibatillah


Keenam siswa tampil dengan percaya diri, menunjukkan hasil latihan yang telah mereka persiapkan dengan sungguh-sungguh bersama guru pembimbing. Semangat yang ditunjukkan tidak hanya menjadi kebanggaan bagi sekolah, tetapi juga memberikan inspirasi bagi teman-teman sebayanya.

Hasil Lomba dan Apresiasi

Alhamdulillah, salah satu peserta, Muhammad Al Radya Alka Kamboro, berhasil meraih Juara Harapan 3 dalam cabang Menulis dan Membaca Aksara Jawa. Prestasi ini menjadi bukti bahwa usaha keras, doa, serta dukungan dari keluarga dan guru dapat membuahkan hasil.

Meskipun peserta lain belum berhasil meraih juara, pengalaman yang diperoleh dari ajang ini sangatlah berharga. Mereka mendapatkan kesempatan untuk mengasah kemampuan berbahasa Jawa, melatih keberanian tampil di depan umum, serta belajar tentang arti sportivitas dalam sebuah kompetisi.

Khusus untuk Aisyah Syafiqah Yakup yang berpartisipasi dalam lomba cerkak, sebagai pembimbingnya, penulis memberikan pesan agar terus berlatih menulis, memperkaya kosakata bahasa Jawa, dan semakin percaya diri mengekspresikan ide-ide kreatif di masa mendatang.

Harapan dan Motivasi

Kepala SD Islam Madani menyampaikan rasa bangga sekaligus terima kasih kepada para peserta. Menurut beliau, mengikuti lomba seperti FTBI bukan sekadar soal menang atau kalah, melainkan proses belajar yang menanamkan nilai disiplin, kerja keras, dan kecintaan terhadap budaya daerah.

Kami sangat bangga dengan perjuangan anak-anak. Semoga pengalaman ini bisa menambah motivasi mereka untuk terus mengembangkan diri. Tidak hanya sekadar mengejar piala, tetapi juga menanamkan kebiasaan untuk menggunakan bahasa Jawa yang santun, terutama kepada orang tua dan orang yang lebih tua,” ujar beliau.

Guru pendamping juga menambahkan bahwa partisipasi siswa dalam ajang ini akan menjadi bekal berharga di masa depan. Semakin sering mereka berlatih dan tampil, semakin terasah pula kemampuan berbahasa serta kreativitas yang dimiliki.

Penutup

Festival Tunas Bahasa Ibu 2025 memberikan warna tersendiri bagi seluruh peserta. Melalui ajang ini, generasi muda diajak untuk lebih mencintai bahasa Jawa dan budaya daerah sekaligus melatih keterampilan berbicara, menulis, dan berkreasi.

Kontingen SD Islam Madani telah menunjukkan usaha terbaik mereka di panggung prestasi. Semoga kerja keras ini menjadi langkah awal menuju capaian yang lebih gemilang dikesempatan berikutnya. Mari kita dukung terus perjuangan mereka, agar lahir generasi yang berilmu, berkarakter, serta mampu menjaga budaya luhur bangsa.

Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.






Apel Pagi seluruh Guru-Karyawan dan Seluruh Siswa-siswi Sekolah Islam Madani

 


Apel Pagi Sekolah Islam Madani


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Yang kami hormati Ibu Kepala Sekolah Islam Madani

Yang kami hormati Guru-Karyawan Sekolah Islam Madani

Yang kami banggakan siswa-siswi Sekolah Islam Madani


Alhamdulillāhi rabbil ‘ālamīn, segala puji hanya milik Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā yang telah melimpahkan kepada kita nikmat iman, Islam, kesehatan, serta kesempatan sehingga pada pagi hari ini kita dapat berkumpul dalam kegiatan apel pagi dengan penuh semangat. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Ṣallallāhu ‘alaihi wasallam, keluarga, sahabat, serta para pengikut beliau hingga akhir zaman.

Apel pagi ini merupakan salah satu sarana untuk menumbuhkan kedisiplinan, kebersamaan, dan rasa syukur kita kepada Allah Ta‘ālā. Dalam kesempatan ini, pembina apel menyampaikan pesan penting yang sangat relevan dengan kehidupan kita, yaitu mengenai tiga amalan yang pahalanya tidak akan pernah terputus meskipun seorang hamba telah meninggal dunia.

1. Sedekah Jariyah

Sedekah jariyah adalah amal kebaikan yang manfaatnya terus dirasakan oleh seseorang, meskipun yang bersangkutan telah tiada. Misalnya membangun masjid, menyumbangkan mushaf Al-Qur’an, menyediakan sarana pendidikan, atau membantu fakir miskin dengan cara yang manfaatnya berkelanjutan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh. HR. Muslim no. 1631

Hadis ini menjadi dalil utama tentang pentingnya sedekah jariyah. Maka dari itu, marilah kita biasakan sejak dini untuk berbagi, walaupun sedikit, karena setiap kebaikan yang kita tanam akan menjadi investasi akhirat.

2. Ilmu yang Bermanfaat

Ilmu adalah cahaya yang akan menerangi kehidupan. Ilmu yang diajarkan kepada orang lain lalu diamalkan, akan menjadi amal yang pahalanya terus mengalir meskipun sang guru atau pemberi ilmu sudah tiada.

Dari Abu Umamah al-Baahili radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، حَتَّى النَّمْلَةَ فِى جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ، لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ 

Sesungguhnya Allah dan para Malaikat, serta semua makhluk di langit dan di bumi, sampai semut dalam lubangnya dan ikan (di lautan), benar-benar bershalawat/mendoakan kebaikan bagi orang yang mengajarkan kebaikan (ilmu agama) kepada manusia. HR. Tirmidzi, No. 2685

Artinya, guru yang mengajarkan ilmu, maupun murid yang berbagi pengetahuan, akan mendapatkan pahala yang tidak terputus. Oleh karena itu, sebagai pelajar kita harus semangat menuntut ilmu, kemudian mengamalkannya, serta menyebarkannya kepada orang lain.

3. Doa Anak Shalih

Anak shalih adalah harta paling berharga bagi orang tua. Doa yang tulus dari seorang anak yang berbakti akan sampai kepada orang tuanya, bahkan setelah mereka wafat. Oleh sebab itu, marilah kita untuk memanfaatkannya minimal dengan mendoakan keduanya setelah shalat fardhu.

Allah Ta‘ālā berfirman dalam Al-Qur’an:

وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِاِيْمَانٍ اَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآ اَلَتْنٰهُمْ مِّنْ عَمَلِهِمْ مِّنْ شَيْءٍۚ كُلُّ امْرِئٍ ۢ بِمَا كَسَبَ رَهِيْنٌ

Dan orang-orang yang beriman, beserta keturunan mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan keturunan mereka dengan mereka (di Surga), dan Kami tidak mengurangi sedikitpun dari amal mereka. QS. At-Thur: 21

Ayat ini menunjukkan betapa pentingnya peran anak dalam menyelamatkan dan membahagiakan orang tuanya, baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, mari kita menjadi anak-anak yang shalih dan shalihah, yang tidak hanya taat kepada orang tua di dunia, tetapi juga senantiasa mendoakan mereka dengan doa yang terbaik.

Penutup 

Hadirin yang dirahmati Allah, tiga amalan tersebut sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak shalih merupakan bekal yang tidak ternilai untuk kehidupan akhirat. Sebagai siswa-siswi Sekolah Islam Madani, marilah kita mulai membiasakan diri dengan tiga amalan mulia ini.

  1. Biasakan berbagi, meskipun sederhana, karena setiap sedekah akan menjadi jariyah.
  2. Tekunlah menuntut ilmu, karena ilmu yang bermanfaat akan terus mengalir pahalanya.
  3. Jadilah anak yang taat, patuh, dan berbakti kepada orang tua, serta senantiasa mendoakan mereka.

Semoga Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā memberikan kita kekuatan untuk istiqamah dalam menjalankan tiga amalan ini, dan semoga kita semua menjadi generasi yang berilmu, beramal, dan berakhlak mulia.

Doa

Mari kita tutup amanat apel pagi ini dengan doa bersama:

رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا وَارْزُقْنِيْ فَهْمًا وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الصَّالِحِيْنَ

(Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu, berilah aku pemahaman, dan jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang shalih).

Akhirnya, marilah kita lanjutkan kegiatan hari ini dengan semangat belajar, niat ikhlas, dan penuh tanggung jawab. Semoga Allah selalu meridhai setiap langkah kita.


وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Kamis, 25 September 2025

اللقاء الأول في مادة المحادثة في المدرسة الإبتدائية الإسلامية مداني فوربالنجا

أَحْمَدُ : السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

مُحَمَّدٌ : وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

أَحْمَدُ : أَهْلاً وَسَهْلاً

مُحَمَّدٌ : أَهْلاً بِكَ

أَحْمَدُ : مَا اسْمُكَ؟

مُحَمَّدٌ : اِسمِيْ مُحَمَّدٌ، وَمَا اسْمُكَ؟

أَحْمَدُ : اِسمِيْ أَحْمَدُ

مُحَمَّدٌ : كَيْفَ حَالُكَ؟

أَحْمَدُ : أَنَا بِخَيْرٍ وَاْلحَمْدُ للهِ، وَمَا أَنْتَ؟

مُحَمَّدٌ : أَنَا بِخَيْرٍ وَاْلحَمْدُ للهِ

أَحْمَدُ : مِنْ أَيْنَ أَنْتَ؟

مُحَمَّدٌ : أَنَا مِنْ مَكَّة، وَمَا أَنْتَ؟

أَحْمَدُ : أَنَا مِنْ مَدِيْنَة، مَا مِهْنَةُ أَبِيْكَ؟

مُحَمَّدٌ : مِهْنَةُ أَبِيْ مُدَرِّسٌ، وَمَا مِهْنَةُ أَبِيْكَ؟

أَحْمَدُ : مِهْنَةُ أَبِيْ شُرْطِيٌّ، مَا مِهْنَةُ أُمِّيْكَ؟

مُحَمَّدٌ : مِهْنَةُ أُمِّيْ مُدَرِّسَةٌ، وَمَا مِهْنَةُ أُمِّيْكَ؟

أَحْمَدُ : مِهْنَةُ أُمِّيْ شُرْطِيَّةٌ، مَعَ السَّلاَمَةِ

مُحَمَّدٌ : إِلَى اللِّقَاءِ

أَحْمَدُ : السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

مُحَمَّدٌ : وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

 

Ahmad          : Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Muhammad  : Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh
Ahmad          : Selamat datang
Muhammad  : Selamat datang juga
Ahmad          : Siapa namamu?
Muhammad  : Namaku Muhammad, siapa namamu?
Ahmad          : Namaku Ahmad
Muhammad  : Bagaimana kabarmu?
Ahmad          : Aku baik-baik saja, alhamdulillah. Bagaimana denganmu?
Muhammad  : Aku juga baik-baik saja, alhamdulillah
Ahmad          : Dari mana asalmu?
Muhammad  : Aku dari Makkah, kalau kamu?
Ahmad          : Aku dari Madinah. Apa pekerjaan ayahmu?
Muhammad  : Pekerjaan ayahku guru. Apa pekerjaan ayahmu?
Ahmad          : Pekerjaan ayahku polisi. Apa pekerjaan ibumu?
Muhammad  : Pekerjaan ibuku guru. Apa pekerjaan ibumu?
Ahmad          : Pekerjaan ibuku polisi wanita. Selamat tinggal
Muhammad  : Sampai jumpa
Ahmad          : Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Muhammad  : Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh


Berita Pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (Anbk) Di SD Negeri 2 Purbayasa

Pendahuluan
Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) merupakan program evaluasi yang dilaksanakan secara Nasional oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Tujuannya untuk memetakan mutu pendidikan secara menyeluruh, tidak hanya dari capaian akademik, tetapi juga dari karakter, kebiasaan belajar, serta lingkungan sekolah. Pada tahun 2025, SD Negeri 2 Purbayasa ikut menyukseskan program ini dengan jumlah 20 peserta didik kelas 5 sebagai responden utama. Kegiatan berlangsung selama dua hari, yakni Rabu, 24 September 2025 hingga Kamis, 25 September 2025, mulai pukul 07.30 – 12.30 WIB dengan dibagi menjadi 2 sesi, dengan durasi masing-masing sesi 120 menit. 

Materi Asesmen
 ANBK tidak sama dengan ujian pada umumnya, karena materi yang diujikan meliputi beberapa aspek berikut: 

1. Literasi 
Mengukur kemampuan siswa dalam memahami, menafsirkan, dan menggunakan teks bacaan untuk memecahkan masalah sehari-hari. Soal yang diberikan tidak sekadar menanyakan isi bacaan, tetapi juga melatih siswa berpikir kritis.

2. Numerasi
Bukan hanya berhitung, tetapi kemampuan bernalar menggunakan angka, grafik, tabel, maupun pola dalam kehidupan nyata. Dengan asesmen numerasi, siswa dilatih untuk menghubungkan konsep matematika dengan situasi sehari-hari. 

3. Survei Karakter 
Berisi pertanyaan yang menggali sikap, nilai, dan kebiasaan baik peserta didik. Aspek yang diukur antara lain kejujuran, tanggung jawab, kerja sama, empati, serta sikap toleransi. 

4. Survei Lingkungan Belajar
Dilakukan untuk mengetahui kondisi lingkungan sekolah, termasuk iklim kelas, dukungan guru, fasilitas belajar, serta rasa aman yang dirasakan siswa saat bersekolah. Dengan empat komponen ini, hasil ANBK diharapkan dapat memberikan gambaran utuh mengenai kualitas pembelajaran dan suasana sekolah, bukan hanya nilai akademis. 

Persiapan Kegiatan
Persiapan dilakukan dengan melibatkan semua pihak. Proktor ANBK, Ibu Dyah Rosanti, S.Pd, memastikan kesiapan perangkat komputer, jaringan internet, serta keamanan sistem. Sementara itu, guru kelas 5, Ibu Tri Harkati BRS, S.Pd.SD, terus memberikan motivasi dan pembekalan kepada siswa agar terbiasa menggunakan Laptop/Chromebook serta memahami tata tertib asesmen.

Selain itu, dilakukan simulasi ANBK beberapa waktu sebelumnya. Dengan simulasi ini, siswa diperkenalkan pada jenis soal literasi dan numerasi, serta diajak memahami pentingnya mengisi survei dengan jujur. Dukungan orang tua juga sangat besar, terutama dalam mengingatkan anak-anak untuk menjaga kesehatan dan hadir tepat waktu. 

Pelaksanaan Hari Pertama
Hari pertama, Rabu, 24 September 2025, diisi dengan asesmen literasi membaca dan Survey Karakter. Siswa memasuki ruang asesmen dengan tertib setelah doa bersama yang dipimpin oleh Bapak Abdurohis Bagus Prakarsa, S.Ag selaku Pengawas ANBK. Meski tampak sedikit gugup, peserta didik tetap bersemangat. Mereka berusaha memahami soal dengan baik dan menjawab sesuai kemampuan masing-masing. 

Guru kelas 6, Ibu Intan Nurmawati, S.Pd, terkadang ikut mendampingi di dalam ruangan, memastikan suasana tetap kondusif. Secara umum, pelaksanaan hari pertama berjalan lancar tanpa kendala berarti. 

Pelaksanaan Hari Kedua 
Hari kedua, Kamis, 25 September 2025, siswa mengerjakan Numerasi dan survey lingkungan belajar. Pada sesi ini, anak-anak diminta menjawab dengan jujur sesuai pengalaman mereka di sekolah. Guru memberi arahan bahwa tidak ada jawaban benar atau salah, karena survei bertujuan untuk mengetahui gambaran nyata kehidupan belajar di SD Negeri 2 Purbayasa. 

Para siswa tampak antusias dan serius dalam menjawab setiap pertanyaan. Hal ini menunjukkan kesadaran bahwa suara mereka juga penting untuk kemajuan sekolah. 

Peran Guru dan Staf
Keberhasilan ANBK tidak terlepas dari kerja sama semua pihak. Kepala Sekolah, Ibu Titi Asri Utami, S.Pd, berperan sebagai pengarah utama. Guru kelas 5 mendampingi siswa, guru PAI memberikan penguatan spiritual, guru kelas 6 ikut membantu kelancaran, proktor memastikan teknis berjalan lancar, dan penjaga sekolah Bapak Rokhmat Priyanto menyiapkan ruangan serta menjaga keamanan lingkungan, dll. 

Penutup
Dengan semangat kebersamaan, ANBK di SD Negeri 2 Purbayasa tahun 2025 berhasil terlaksana dengan baik. Harapannya, hasil asesmen ini dapat menjadi bahan evaluasi dan perbaikan mutu pendidikan di sekolah. Untuk seluruh siswa kelas 5 yang telah berjuang, semoga usaha yang dilakukan membuahkan hasil terbaik. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin. 

Reporter: Abdurohis Bagus Prakarsa, S.Ag selaku Pengawas ANBK

Program Makan Bergizi Gratis Kobarkan Semangat Belajar Siswa Purbalingga

Purbalingga, 13 Oktober 2025 - Pagi yang cerah di Sekolah Islam Madani Purbalingga hari ini terasa lebih istimewa. Bukan hanya karena semang...