Selasa, 14 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis Kobarkan Semangat Belajar Siswa Purbalingga

Purbalingga, 13 Oktober 2025 - Pagi yang cerah di Sekolah Islam Madani Purbalingga hari ini terasa lebih istimewa. Bukan hanya karena semangat belajar yang membara, tetapi juga kehadiran hidangan penuh gizi dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang resmi disalurkan kepada seluruh siswa-siswi. Inisiatif pemerintah ini hadir sebagai nutrisi vital, tidak hanya untuk perut, namun juga untuk menumbuhkan generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan siap menyongsong masa depan.

Tepat menjelang jam 10.00, suasana sekolah dipenuhi antusiasme saat makanan hangat dan bergizi mulai didistribusikan. Proses penyaluran berlangsung tertib, mencerminkan sinergi antar lembaga: dari Tim MBG, kemudian diserahkan kepada Kepala Sekolah, dilanjutkan oleh para guru, hingga akhirnya sampai ke tangan siswa yang menunggu dengan mata berbinar. Rantai distribusi yang terorganisir ini memastikan setiap porsi diterima tepat waktu dan dalam kondisi terbaik.

Fokus utama hari ini adalah wajah-wajah ceria dari siswa-siswi kelas 2 SD Islam Madani. Mereka adalah bagian dari jutaan penerima manfaat program MBG secara nasional. Anak-anak dengan nama -nama penuh semangat seperti Abizar Al Muttaqi, Akifa Nathania Widiaji, Alwi Dwi Pradana, Aysha Zea Ainuha Putri, dan Keefe Zayn Arkana terlihat paling bersemangat.

“Senang sekali! Makanannya enak dan bikin semangat belajar!” ujar salah seorang siswi, Sheza, dengan senyum lebar setelah menerima paket makan siangnya.

Keriuhan bahagia juga terlihat dari barisan belakang yang diisi oleh Raja Gusti Mahesworo, Farzana Sabrina Sheza, Sigit, dan Shafiya Nafisah. Mereka tampak tidak sabar untuk segera menyantap hidangan yang telah disiapkan sesuai standar gizi seimbang.

Program MBG ini bukan sekadar bantuan makanan, melainkan investasi jangka panjang untuk kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia. Dengan terpenuhinya asupan gizi harian yang optimal, diharapkan tingkat fokus dan konsentrasi belajar siswa meningkat tajam, serta daya tahan tubuh mereka terhadap penyakit semakin kuat.

Keberhasilan penyaluran MBG hari ini adalah buah dari kerja sama dan dedikasi. Peran para guru dan Kepala Sekolah sangat sentral, bukan hanya sebagai penyalur, tetapi juga sebagai edukator yang menanamkan kesadaran gizi pada anak sejak dini.

Lebih dari Sekedar Makan Siang

Data menunjukkan, Program Makan Bergizi Gratis yang digulirkan pemerintah telah terbukti meningkatkan angka kehadiran siswa di sekolah dan secara langsung berkontribusi dalam upaya penurunan angka stunting di Indonesia. Di tingkat lokal Purbalingga, kehadiran program ini menjadi angin segar bagi orang tua dan wali murid.

Wali murid dari salah beberapa siswa mengungkapkan rasa syukur, "Sebagai orang tua, kami merasa terbantu. Kami tidak perlu khawatir lagi tentang menu makan siang anak di sekolah. Yang terpenting, menu ini sudah dijamin bergizi, sehingga kami yakin anak-anak kami mendapatkan nutrisi terbaik untuk otaknya."

Menu yang disajikan hari ini, menurut pantauan tim liputan, mencakup karbohidrat kompleks, protein hewani, sayuran segar, dan buah, yang secara kolektif dirancang untuk memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian anak-anak usia sekolah.

Pelajaran Berharga dari Piring Makan

Momen makan bersama ini juga dimanfaatkan oleh para guru sebagai sarana edukasi. Sembilan siswa kelas 2 yang menjadi sorotan, dari Abizar hingga Shafiya, diajak untuk mengenal jenis-jenis makanan yang mereka santap, manfaatnya bagi tubuh, serta pentingnya menghabiskan makanan sebagai wujud syukur.

Melalui program ini, Sekolah Islam Madani tidak hanya menyalurkan nutrisi fisik, namun juga nutrisi karakter. Nilai-nilai kedisiplinan, berbagi, dan rasa syukur ditumbuhkan di meja makan, menjadikannya 'kurikulum' informal yang sama pentingnya dengan pelajaran di kelas.

Mengejar 'Indonesia Emas 2045' Lewat Gizi di Meja Sekolah

Program Makan Bergizi Gratis di Sekolah Islam Madani Purbalingga adalah representasi nyata dari komitmen daerah dalam mendukung cita-cita nasional untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Visi besar ini sangat bergantung pada kualitas generasi muda hari ini, dan kualitas tersebut dimulai dari asupan gizi yang mereka terima.

Dampak Nyata pada Pertumbuhan Lokal

Selain manfaat langsung bagi siswa, MBG juga memberikan efek domino positif pada perekonomian lokal. Pelibatan Unit Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta petani lokal dalam penyediaan bahan pangan untuk menu MBG, telah menciptakan rantai ekonomi baru yang menguntungkan masyarakat Purbalingga.

Ini adalah perpaduan sempurna: anak-anak sekolah mendapatkan makanan berkualitas, sementara petani dan pedagang setempat mendapatkan pasar yang stabil dan berkelanjutan.

Testimoni Ceria dari beberapa siswa kelas 2

Saat jam makan, para siswa kelas 2 sangat bersemangat untuk menyantap makanan yang sudah disediakan, karena apa yang mereka ucapkan dari pagi hari akhirnya terwujud. .

"Makanan hari ini bikin Raja kuat! Tadi isinya ada ayam, sayur, sama buah," kata Raja Gusti Mahesworo sambil mengepalkan tangan kecilnya.

Sementara itu, Farzana Sabrina Sheza dan Sigit kompak mengacungkan jempol, "MBG top! Terima kasih, Bapak dan Ibu Guru!"

Kebahagiaan sederhana dari anak-anak ini adalah tolak ukur utama keberhasilan program ini. Program MBG membuktikan bahwa upaya meningkatkan kualitas pendidikan tidak bisa dipisahkan dari pemenuhan gizi yang layak.

Penutup

Program Makan Bergizi Gratis di Sekolah Islam Madani Purbalingga, seperti yang terlihat pada hari ini, Senin 13 Oktober 2025, menjadi model implementasi yang efektif dan humanis. Dengan semangat kolaborasi dari Tim MBG, sekolah, guru, dan partisipasi aktif siswa, Purbalingga bergerak maju, memastikan tidak ada satu pun generasi penerus bangsa yang tertinggal dalam meraih kesehatan dan kecerdasan optimal. Senyum ceria siswa Madani adalah janji akan masa depan yang lebih cerah.





Minggu, 12 Oktober 2025

Ujian Tahfidz Halaqah Al Ustadz Abdurohis Bagus Prakarsa, S.Ag dalam rangka ASLM I (PTS I) Tahun Pelajaran 2025/2026




Ujian Tahfidz Tiap Halaqah di SD Islam Madani Pubalingga

Dalam Rangka ASLM I (PTS I) Tahun Pelajaran 2025/2026

“Menanamkan Cinta Al-Qur’an Sejak Dini"


Suasana Sabtu pagi, 11 Oktober 2025, di lingkungan SD Islam Madani Pubalingga  tampak berbeda dari biasanya. Sejak pukul 07.30 WIB, para siswa-siswi hadir dengan wajah penuh semangat dan hati yang berdebar. Hari itu bukanlah hari biasa, hari itu adalah Ujian Tahfidz tiap Halaqah yang dibagi berdasarkan jumlah hafalan surat yang terbanyak ke yang tersedikit tiap Halaqah ada, sebuah momen istimewa untuk menguji sekaligus menguatkan hafalan Al-Qur’an yang telah mereka pelajari selama kurang lebih tiga bulan terakhir.

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari ASLM I (Penilaian Tengah Semester I) Tahun Pelajaran 2025/2026, yang dirancang untuk mengukur sejauh mana para peserta didik mampu menjaga hafalan surat-surat  dalam Al-Qur’an yang telah mereka setorkan kepada pembimbing halaqah masing-masing.

Lebih dari sekadar ujian, kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari komitmen SD Islam Madani Pubalingga dalam menanamkan nilai-nilai cinta Al-Qur’an, kedisiplinan, dan tanggung jawab spiritual kepada setiap siswa.

Pembagian Halaqah dan Pembimbing

Pelaksanaan Ujian Tahfidz kali ini dibagi menjadi beberapa halaqah dengan pembimbing yang merupakan guru-guru SD Islam Madani Pubalingga. Masing-masing halaqah memiliki pendekatan dan suasana belajar yang berbeda, namun memiliki satu tujuan yang sama: membentuk generasi Qur’ani yang berakhlak mulia.

Berikut adalah daftar pembimbing dan siswa pada masing-masing halaqah:

Halaqah Al Ustadzah Kuswiyah, S.Pd.

1. Muhammad Al Radya Alka Kamboro

2. Adiba Zahira Chairunisa

3. Fadil Yaqdan Nasrullah

4. Abizar Zaen Musthofa

5. Arfando Askar

6. Bulan Ferita Sari

7. Shafiya Nafisah


Halaqah Al Ustadz Andika Dwi Hertiansyah, S.Pd

1. Febrian Azka Al Ghifari 

2. Muhammad Happy Harun Ar Rasyid 

3. Muhammad Fadhil Aprilio 

4. Raja Gusti Mahesworo 

5. Brian 

6. Kyera Almahyra Shaki 


Halaqah Al Ustadz Didit Juni Hardiyanto, S.Sos., S.Pd

1. Aldilla Putri Basamah

2. Azzam Khalif Alfarezi

3. Amira Zakiya Hibatillah

4. Mikail Gibran Namja Iskandar

5. Qanita Rahma Shaliha

6. Ayumna Felisia Qinara

7. Ridwan Syauqi


Halaqah Al Ustadzah Wahyu Asida Murni, S.Pd.

1. Muhammad Yafa Yazid

2. Ghani Rafif Hamizan

3. Shaqila Mesya Afsheen

4. Keefe Zayn Arkana

5. Muhammad Zaribulloh

6. Ardo Al Ghazali

7. Muhammad Falaah Hamizan


Halaqah Al Ustadzah Dewi Septianingsih, S.Pd.Gr.

1. Halwa Zafira  

2. Amandha Putri Inayah 

3. Aryo Pradikta Namja Iskandar 

4. Rasya Anggoro Pradipta 

5. Pradipta Reizky Dirgantara 

6. Ardi Al Ghazali 

7. Assyifa Dwi Maheswari 


HalaqahmAl Ustadzah Risa Andriani, S.Pd

1. Aisyah Syafiqah Yakup 

2. Devandra Asyraf Fauzi 

3. Dhafin Rizqie Pratama 

4. Abizar Al Muttaqi 

5. Hanan Rais Pramudya 

6. Akifa Nathania Widiaji

7. Nafizza Hasna Kamila 


Halaqah Al Ustadz Abdurohis Bagus Prakarsa, S.Ag

1. Shakeena Clara Audia Mushodiq

2. Erlangga Nafit Rasendria

3. Dicky Ariq Al Fatih

4. Alwi Dwi Pradana

5. Aysha Zea Ainuha Putri

6. Azalia Qotrunnada Azzahra

7. Qiana Alisha Putri


Halaqah Al Ustadzah Firda Muthoharoh

1. Alby Naufal Mahardika 

2. Aulian Raffasya Sudrajat

3. M. Alvaro Nizam Efendi

4. Sigit 

5. Farzana Sabrina Sheza 

6. Tsabit Qeis Hamizan Sa’id

7. Ayra Alfathunnisa Aznii


Nilai Spiritual dalam Ujian Tahfidz

Ujian Tahfidz bukan semata tentang siapa yang paling banyak menghafal, melainkan siapa yang paling menjaga hafalan dengan hati. Setiap siswa diuji bukan hanya pada ketepatan bacaan, tetapi juga tajwid, kelancaran, dan penghayatan terhadap makna ayat-ayat Allah.

Menurut Al Ustadz Abdurohis Bagus Prakarsa, S.Ag, selaku pembimbing sekaligus Waka Kurikulum SD Islam Madani, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pembinaan karakter religius yang penting ditanamkan sejak dini.

Beliau menyampaikan,

“Al-Qur’an bukan sekadar dihafalkan, tapi harus hidup di hati dan menjadi cahaya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui ujian ini, anak-anak belajar disiplin, istiqamah, dan cinta terhadap kalam Allah.”

Para guru kelas dan guru mapel turut mendampingi di ruang masing-masing dan di masjid. Setiap siswa menjalani ujian dengan khusyu', sementara para guru dengan penuh kesabaran menyimak setiap bacaan mereka.

Menjadikan Tahfidz Sebagai Budaya Sekolah

SD Islam Madani Pubalingga terus berkomitmen menjadikan tahfidz sebagai habbit (kebiasaan baik) yang tertanam dalam rutinitas sehari-hari. Melalui program halaqah tahfidz, siswa tidak hanya dituntut untuk menambah hafalan, tetapi juga murojaah (mengulang) setiap hari agar hafalan tetap kuat dan melekat.

Semangat para siswa selama pelaksanaan ujian menjadi bukti bahwa Al-Qur’an telah menjadi bagian dari jiwa mereka. Walaupun ada rasa gugup, mereka tetap berusaha menampilkan hafalan terbaik dengan penuh keyakinan dan keikhlasan.

Kegiatan ini juga menjadi inspirasi bagi seluruh warga sekolah bahwa mencintai Al-Qur’an adalah jalan menuju keberkahan hidup. Harapannya, setelah ujian ini berakhir, semangat murojaah tidak berhenti, namun terus berlanjut hingga menjadi bagian dari budaya belajar di SD Islam Madani Pubalingga.

Penutup: Al-Qur’an di Hati, Akhlak di Diri

Dengan selesainya kegiatan Ujian Tahfidz Halaqah SD Islam Madani Pubalingga, diharapkan para siswa semakin mantap melangkah sebagai generasi Qur’ani yang berprestasi dan berakhlakul karimah.

Ujian ini bukanlah akhir dari perjalanan, tetapi awal dari perjalanan panjang menjaga hafalan dan mengamalkannya dalam kehidupan.

Semoga setiap ayat yang dihafalkan menjadi cahaya penuntun di dunia dan akhirat, serta menjadikan SD Islam Madani Pubalingga sebagai lembaga pendidikan yang terus menumbuhkan generasi yang berilmu, beriman, dan berakhlak mulia. (IMANI - QUR'ANI - GLOBALLY)

  خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ 

“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)








Senin, 06 Oktober 2025

Branding SD Islam Madani Purbalingga dengan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris




SD Islam Madani Kembangkan Branding Bahasa Arab dan Inggris melalui Video Percakapan Siswa

Dalam rangka memperkuat karakter dan branding sekolah berbasis bahasa, SD Islam Madani melaksanakan kegiatan, yaitu pembuatan video percakapan dalam Bahasa Arab dan Bahasa Inggris pada hari Jum’at, 3 Oktober 2025, bertempat di ruang kelas 5. Kegiatan pengambilan video ini dimulai pukul 09.30 WIB hingga selesai dengan suasana yang penuh semangat dan antusiasme para siswa.

Dalam kegiatan tersebut, para siswa terpilih menampilkan kemampuan berbahasa asingnya dengan percaya diri.
Untuk bahasa Arab, pemeran percakapan diisi oleh:

Aisyah Syafiqah Yakup Kelas 5
Muhammad Yafa Yazid Kelas 5

Sementara untuk bahasa Inggris, pemeran percakapan dibawakan oleh:

Amira Zakiya Hibatillah Kelas 4
Shakeena Clara Audia Mushodiq Kelas 5

Seluruh proses latihan dan pembimbingan dilaksanakan dengan penuh kesungguhan di bawah arahan Waka Kurikulum sekaligus guru mata pelajaran Bahasa Arab, Al Ustadz Abdurohis Bagus Prakarsa, S.Ag. Latihan dilakukan selama kurang lebih lima hari, dimulai dengan pembiasaan pengucapan, pelafalan, hingga ekspresi yang sesuai dengan konteks percakapan.

Melalui kegiatan ini, SD Islam Madani berupaya memperkuat identitas sekolah sebagai lembaga yang unggul dalam penguasaan dua bahasa internasional, yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Diharapkan, video percakapan ini tidak hanya menjadi sarana branding sekolah, tetapi juga menjadi motivasi bagi siswa lain untuk semakin mencintai dan membiasakan diri berkomunikasi menggunakan kedua bahasa tersebut di lingkungan sekolah.

Semoga semangat berbahasa asing ini terus tumbuh dan menjadi bagian dari habit serta budaya literasi bahasa di SD Islam Madani. 


Selasa, 30 September 2025

Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Sekolah Islam Madani Purbalingga


Purbalingga, 1 Oktober 2025 - Suasana pagi yang cerah menyambut keluarga besar Sekolah Islam Madani dalam pelaksanaan upacara bendera memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Upacara berlangsung di halaman sekolah dengan penuh khidmat, diikuti oleh seluruh siswa, dewan guru, serta tenaga kependidikan.

Sejak pukul 07.00 WIB, para siswa sudah berbaris rapi sesuai kelas masing-masing dengan mengenakan seragam putih merah. Wajah-wajah penuh semangat terlihat jelas, menandakan bahwa mereka menyadari pentingnya momen bersejarah ini.

Suasana Khidmat dan Penuh Makna

Bendera Merah Putih berkibar gagah diiringi lantunan lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan dengan penuh semangat oleh seluruh peserta. Suasana hening tercipta saat semua yang hadir mengheningkan cipta untuk mengenang jasa para pahlawan bangsa yang telah gugur dalam mempertahankan ideologi negara.

Tidak hanya sekadar seremonial, upacara ini menjadi momentum penting untuk menanamkan kembali nilai-nilai luhur Pancasila kepada para generasi muda. Para guru pun ikut berbaris mendampingi siswa-siswinya, memberikan teladan sikap disiplin, hormat, dan penuh kebersamaan.

Amanat Pembina Upacara

Pada kesempatan ini, yang bertindak sebagai pembina upacara adalah Al Ustadzah Siti Mutmainah. Dalam amanatnya, beliau menyampaikan pesan mendalam mengenai makna Hari Kesaktian Pancasila.

Hari ini, tanggal 1 Oktober, kita memperingati sebuah momen penting dalam sejarah bangsa Indonesia Hari Kesaktian Pancasila. Sebuah hari yang mengingatkan kita semua bahwa Pancasila, sebagai dasar negara, telah terbukti sakti, kuat, dan mampu menjaga keutuhan serta persatuan bangsa Indonesia dari berbagai ancaman, baik dari dalam maupun luar.

Anak-anakku yang sholeh dan sholehah,

Tema peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun ini adalah: “Pancasila Perekat Bangsa Menuju Indonesia Raya.” Tema ini mengandung makna yang sangat dalam. Di tengah keberagaman suku, agama, budaya, dan bahasa yang kita miliki, Pancasila hadir sebagai pemersatu. Nilai-nilainya mengajarkan kita untuk saling menghormati, bekerja sama, bergotong royong, dan menjunjung tinggi keadilan serta kemanusiaan.

Di sekolah kita, SD Islam Madani, kita bisa menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman dalam belajar, berteman, dan bersikap.

  1. Kita belajar untuk taat kepada Tuhan, lebih disiplin dalam menjalankan ibadah di sekolah (sila pertama),
  2. Bersikap adil kepada teman (sila kedua),
  3. Bersatu dan tidak membeda-bedakan, meningkatkan solidaritas kawan (sila ketiga),
  4. Menghargai pendapat dalam musyawarah kelas, dan menaati kesepakatan kelas (sila keempat),
  5. Dan rajin membantu serta berbagi dengan sesama seperti pada kegiatan jumat berkah (sila kelima).

Anak-anakku,

Sebagai generasi penerus bangsa, kalian adalah harapan masa depan Indonesia. Mari kita jaga semangat persatuan, semangat belajar, dan semangat berbuat baik. Jangan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif. Jadilah pelajar yang tidak hanya cerdas, tapi juga berakhlak mulia, sebagaimana yang diajarkan oleh Islam dan ditanamkan dalam nilai-nilai Pancasila.

Akhir kata, mari kita terus kobarkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Jadikan Pancasila sebagai pedoman hidup, agar kita bisa bersama-sama membangun Indonesia yang lebih baik, lebih kuat, dan lebih sejahtera.

Penutup

Upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Sekolah Islam Madani tahun ini berjalan lancar, tertib, dan penuh makna. Melalui kegiatan ini, keluarga besar sekolah bertekad untuk terus menumbuhkan semangat Pancasila di tengah generasi muda.

Harapannya, seluruh siswa dapat menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup yang membimbing mereka untuk menjadi pribadi berkarakter, disiplin, dan cinta tanah air. Dengan demikian, mereka kelak mampu menjadi generasi penerus bangsa yang siap membangun Indonesia yang adil, beradab, dan bermartabat.

Semoga semangat Pancasila terus terjaga dalam diri anak-anak kita, sehingga kelak mereka tumbuh menjadi generasi penerus yang berjiwa kuat, berkarakter, dan cinta tanah air,” pungkas Al Ustadzah Siti Mutmainah menutup amanatnya.




Peristiwa G30S/PKI (Gerakan 30 September 1965)


Pendahuluan

Peristiwa Gerakan 30 September 1965 atau yang lebih dikenal dengan G30S/PKI merupakan salah satu tragedi terbesar dalam sejarah Indonesia. Peristiwa ini tidak hanya menimbulkan guncangan politik, tetapi juga meninggalkan luka mendalam bagi bangsa Indonesia.

PKI atau Partai Komunis Indonesia adalah partai komunis terbesar di luar Uni Soviet dan Tiongkok pada masa itu. Sejak awal 1960-an, PKI terus memperluas pengaruhnya di berbagai bidang, baik dalam pemerintahan, organisasi massa, maupun dunia pendidikan. Situasi politik Indonesia kala itu penuh ketegangan, dengan rivalitas kuat antara kelompok nasionalis, agama, dan komunis.

Di tengah kondisi ekonomi yang memburuk, PKI semakin aktif melakukan propaganda, mengangkat isu ketidakadilan, dan berusaha memposisikan diri sebagai pelindung kaum buruh dan petani. Namun, di balik itu semua, tersimpan ambisi untuk merebut kekuasaan dan menjadikan Indonesia sebagai negara komunis.

Latar Belakang

Menjelang tahun 1965, ketegangan politik semakin memuncak. Presiden Soekarno menerapkan sistem politik Nasakom (Nasionalis, Agama, Komunis) untuk merangkul berbagai kekuatan, termasuk PKI. Akan tetapi, dalam praktiknya, PKI semakin agresif dan banyak menimbulkan kecurigaan dari kalangan militer serta mayarakat luas.

PKI juga membentuk organisasi-organisasi massa seperti Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia), Pemuda Rakyat, dan BTI (Barisan Tani Indonesia) yang anggotanya tersebar di seluruh Indonesia. Keberadaan organisasi ini membuat PKI semakin kuat, baik secara politik maupun sosial.

Puncaknya terjadi pada malam 30 September hingga dini hari 1 Oktober 1965. Kelompok yang menamakan diri sebagai Gerakan 30 September (G30S) melakukan aksi penculikan terhadap sejumlah jenderal Angkatan Darat dengan alasan ingin menggagalkan rencana kudeta yang disebut sebagai “Dewan Jenderal”. Namun, kenyataannya aksi tersebut merupakan upaya perebutan kekuasaan yang melibatkan PKI.

Jalannya Peristiwa

Pada malam 30 September 1965, pasukan yang tergabung dalam G30S bergerak menuju kediaman para jenderal. Mereka menculik dan kemudian membunuh enam perwira tinggi Angkatan Darat, yaitu:

1. Letnan Jenderal Ahmad Yani

2. Mayor Jenderal R. Suprapto

3. Mayor Jenderal M.T. Haryono

4. Mayor Jenderal Siswondo Parman

5. Brigadir Jenderal Donald Izacus Panjaitan

6. Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo

Selain itu, seorang perwira muda, Lettu Pierre Andreas Tendean, yang merupakan ajudan Jenderal A.H. Nasution, turut menjadi korban. Jenderal Nasution sendiri berhasil lolos meski mengalami luka, sementara putrinya, Ade Irma Suryani, tertembak hingga meninggal dunia.

Para jenderal yang menjadi korban dibawa ke suatu lokasi di kawasan Lubang Buaya, Jakarta. Di sana, mereka dibunuh secara kejam dan jenazahnya dimasukkan ke dalam sebuah sumur tua.

Penumpasan Gerakan

Keesokan harinya, 1 Oktober 1965, kelompok G30S berhasil menguasai beberapa titik penting di Jakarta, termasuk RRI (Radio Republik Indonesia) dan kantor telekomunikasi. Mereka menyiarkan pengumuman bahwa telah dibentuk “Dewan Revolusi” yang diketuai Letkol Untung, salah satu tokoh penting dalam gerakan tersebut.

Namun, upaya ini tidak bertahan lama. Mayor Jenderal Soeharto, yang saat itu menjabat sebagai Panglima Kostrad, segera mengambil alih komando. Dengan cepat ia mengendalikan situasi, merebut kembali RRI, dan mengumumkan bahwa TNI Angkatan Darat masih tetap setia kepada Presiden Soekarno dan negara.

Pasukan yang terlibat G30S dapat dipukul mundur. Sementara itu, pada 4 Oktober 1965, jenazah para pahlawan revolusi berhasil ditemukan di Lubang Buaya dan dimakamkan secara layak di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Dampak dan Akibat

Peristiwa G30S/PKI membawa dampak besar terhadap kehidupan politik, sosial, dan keamanan di Indonesia. PKI dituduh sebagai dalang utama gerakan tersebut. Masyarakat pun bangkit melakukan perlawanan terhadap segala bentuk aktivitas PKI.

Pemerintah kemudian menyatakan PKI sebagai organisasi terlarang dan membubarkannya secara resmi. Anggota dan simpatisan PKI banyak yang ditangkap, dipenjara, bahkan sebagian besar mengalami kekerasan dari masyarakat yang marah.

Dalam bidang politik, peristiwa ini juga menjadi titik balik yang sangat penting. Presiden Soekarno yang sebelumnya memberi ruang besar bagi PKI, kehilangan sebagian besar dukungannya. Sementara itu, peran militer, khususnya Angkatan Darat di bawah pimpinan Soeharto, semakin kuat.

Peristiwa ini kemudian menjadi awal dari lahirnya Orde Baru, yaitu masa pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto yang berlangsung selama lebih dari tiga dekade.

Penutup

Tragedi G30S/PKI merupakan peristiwa kelam yang tidak boleh dilupakan. Para jenderal yang gugur kemudian dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi atas jasa dan pengorbanan mereka.

Bagi bangsa Indonesia, peristiwa ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga persatuan, kewaspadaan terhadap ideologi yang bertentangan dengan Pancasila, serta menumbuhkan kesadaran bahwa perebutan kekuasaan dengan cara kekerasan hanya akan membawa penderitaan.

Dengan mengenang peristiwa ini, diharapkan generasi muda Indonesia tidak hanya memahami sejarah, tetapi juga mampu meneladani semangat perjuangan para pahlawan revolusi dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara.


sumur tua Lubang Buaya di  Jakarta Timur, tepatnya di daerah Cipayung

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:%22Sumur_Maut%22_at_Lubang_Buaya.jpg







Laporan Kegiatan Lomba dalam Rangka Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

SD Islam Madani Purbalingga


1. Pendahuluan

Alhamdulillāhi rabbil ‘ālamīn, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga keluarga besar SD Islam Madani Purbalingga dapat menyelenggarakan kegiatan lomba dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW pada hari Kamis, 4 September 2025 mulai pukul 07.00 - 11.00.

Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan para siswa terhadap Nabi Muhammad SAW dengan cara meneladani akhlak beliau yang mulia. Selain itu, lomba ini juga menjadi sarana bagi siswa untuk menyalurkan bakat, menumbuhkan semangat berkompetisi secara sehat, serta mempererat ukhuwah islamiyah di antara seluruh warga sekolah.

Tema yang diangkat pada peringatan Maulid Nabi tahun ini adalah:

Meneladani Akhlak Rasulullah, Menumbuhkan Generasi Berkarakter Islami.

2. Jalannya Kegiatan

Kegiatan dimulai tepat pukul 07.00 WIB diawali dengan Shalat Dhuha, Murojaah, Kajian yang diisi oleh Al Ustadz Abdurohis Bagus Prakarsa, S.Ag. Seluruh siswa, guru, dan karyawan berkumpul dengan khidmat. 

Para siswa terlihat antusias mengikuti lomba sesuai kategori kelas masing-masing. Berikut adalah rincian lomba:

1. Lomba Mewarnai (Khusus Kelas 1)

   Dilaksanakan di ruang kelas 1 dengan juri Al Ustadzah Dewi Septianingsih, S.Pd.Gr. Anak-anak kelas 1 menunjukkan kreativitas dan keceriaan mereka dalam mewarnai gambar bertema islami.

2. Lomba Menyanyi Religi (Kelas 2–6)

   Bertempat di ruang kelas 6 dengan juri Al Ustadz Andika Dwi Hertiansyah, S.Pd. Peserta membawakan lagu religi yang sudah ditentukan oleh Juri dengan suara merdu dan penuh penghayatan. Suasana menjadi haru sekaligus membangkitkan semangat cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.

3.Lomba Tahfidz (Kelas 2–6)

   Dinilai oleh Al Ustadzah Firda Muthoharoh, lomba ini diikuti siswa-siswi dengan semangat menghafal Al-Qur’an. Banyak peserta mampu membacakan ayat-ayat suci dengan tajwid dan makhraj yang baik, sehingga menambah kekhusyukan acara.

4. Lomba Pildacil

   Diselenggarakan di ruang kelas 2 dengan juri Al Ustadz Abdurohis Bagus Prakarsa, S.Ag. Anak-anak tampil penuh percaya diri menyampaikan ceramah singkat. Meskipun masih kecil, mereka sudah mampu menyampaikan pesan dakwah dengan bahasa yang indah dan menyentuh hati.

5. Lomba Adzan Subuh

   Berlangsung di masjid sekolah dengan juri Al Ustadz Didit Juni Hardiyanto, S.Sos., S.Pd. Para peserta berlomba melantunkan adzan dengan suara merdu, penuh kekhusyukan, dan memperhatikan kaidah bacaan yang benar.


3. Daftar Pemenang

Setelah seluruh perlombaan selesai, dewan juri menetapkan para juara sebagai berikut:

A. Lomba Mewarnai (Kelas 1)

    Juara 1: Qiana Alisha Putri

    Juara 2: Nafizza Hasna Kamila

    Juara 3: Bulan Ferita Sari

B. Lomba Menyanyi Religi (Kelas 2–6)

    Juara 1: Shakeena Clara Audia Mushodiq

    Juara 2: Akifa Nathania Widiaji

    Juara 3: Shaqila Mesya Afsheen

C. Lomba Tahfidz (Kelas 2–6)

    Juara 1: Febrian Azka Al Ghifari

    Juara 2: Aysha Zea Ainuha Putri

    Juara 3: Adiba Zahira Chairunisa

D. Lomba Pildacil

    Juara 1: Muhammad Yafa Yazid

    Juara 2: Aisyah Syafiqah Yakup

    Juara 3: Devandra Asyraf Fauzi

E. Lomba Adzan Subuh

    Juara 1: Alby Naufal Mahardika

    Juara 2: Muhammad Fadhil Aprilio

    Juara 3: Erlangga Nafit Rasendria

4. Suasana dan Kesan

Kegiatan lomba berlangsung dengan penuh keceriaan, persaudaraan, dan semangat berkompetisi yang sehat. Para guru merasa bangga melihat keberanian serta bakat yang ditunjukkan siswa-siswi.

Beberapa peserta menyampaikan kesan mereka. Salah seorang pemenang lomba Pildacil mengaku awalnya merasa gugup, namun dukungan dari guru dan teman-teman membuatnya berani tampil. Dari sisi juri, banyak yang mengapresiasi kemampuan anak-anak yang sudah mampu mengekspresikan bakat sejak dini.

Tidak hanya peserta yang meraih juara, seluruh siswa yang ikut serta sesungguhnya telah menjadi pemenang karena telah berani berpartisipasi, menunjukkan usaha, dan berlatih dengan sungguh-sungguh.

5. Penutup

Dengan terlaksananya kegiatan lomba dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini, diharapkan seluruh siswa semakin mencintai Rasulullah SAW, meneladani akhlaknya, serta memiliki semangat untuk berprestasi dalam bidang akademik maupun non-akademik.

Semoga para pemenang tidak cepat merasa puas dengan capaian yang diraih, melainkan semakin termotivasi untuk terus meningkatkan kemampuan. Bagi yang belum memperoleh juara, semoga tetap bersemangat dan menjadikan pengalaman ini sebagai langkah awal menuju kesuksesan di masa depan.

Mari kita jadikan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai momentum untuk memperkuat iman, memperdalam ilmu, serta menumbuhkan generasi muda yang berkarakter islami dan berakhlak mulia.

Aamiin Yā Rabbal ‘Ālamīn.



Program Makan Bergizi Gratis Kobarkan Semangat Belajar Siswa Purbalingga

Purbalingga, 13 Oktober 2025 - Pagi yang cerah di Sekolah Islam Madani Purbalingga hari ini terasa lebih istimewa. Bukan hanya karena semang...